Selasa, 20 Januari 2009

Shalat Gerhana

GERHANA MATAHARI
Gerhana matahari dapat terjadi saat ijetima'. Ketika itu posisi bulan berada di tengah antara bumi dan matahari, pada satu garis lurus. Cahaya matahari sebagian terlindungi oleh bulan sehingga terdapat bagian bumi yang mengalami gelap karena adanya bayangan bulan. Peristiwa ijetima' di bulan Januari 2009, akan terjadi pada tanggal 26 Januari 2009M, ini bertepatan dengan 29 Muharram 1430H, Hari Senin, sekitar pukul 07:56:42 UT., atau pukul 15:56:42 Waktu Indonesia Tengah. Garis lintasan bayangan bulan di bumi khususnya di wilayah Indonesia akan melewati daerah Kep. Mindanao, Sulawesi bagian barat-barat-laut (Toli-Toli), Kalimantan bagian selatan, Jawa bagian barat, Sumatera bagian selatan, dengan lebar garis lintang mencapai 280 km. Sedangkan wilayah Kota Palu, Makassar, Manado, tidak termasuk daerah yang dilalui, (perhatikan gambar-01, disebelah)
-------------------
Karena itu Kaum Muslimin khususnya yang berada di wilayah Sulawesi bagian barat-barat-laut, termasuk Toli-Toli, dapat bersiap-siap untuk melaksanakan shalat gerhana matahari.
------------------
GERHANA BULAN
Gerhana bulan dapat terjadi saat posisi bumi terletak di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus, dimana piringan bulan sebagian atau seluruhnya tersembunyi di belakang bumi sehingga tidak mendapatkan cahaya matahari. Akibatnya bulan terlihat gelap, atau agak kemerahan. Seharusnya posisi bulan dalam keadaan purnama jika cahaya matahari yang diterimanya tidak terhalangi oleh badan bumi.
Gerhana bulan akan terjadi pada tanggal 9 Pebruari 2009, jam 20:38 witeng, s/d 22:37 witeng. bertepatan malam tanggal 15 Shafar 1430H.

Gerhana bulan ini dapat disaksikan dari wilayah Kota Palu dan sekitarnya. Pada saat terjadi kaum muslimin di wilayah Kota Palu dapat melaksanakan shalat gerhana.

Pada umumnya, seluruh wilayah permukaan bumi yang mengalami posisi malam hari, saat terjadinya gerhana bulan, dapat menyaksikan terjadinya gerhana tersebut.

(perhatikan gambar-02, disamping).

-----------------
Pelaksanaan Shalat Gerhana baik itu gerhana matahari maupun gerhana bulan (sama saja), dapat dilakukan secara berjama'ah, di mesjid-mesjid. Boleh pula di lakukan di rumah masing-masing.

Untuk Shalat Gerhana Matahari,

Kita lebih dahulu melaksanakan Shalat Dzuhur dengan sunnat qabliyah dan ba'diyahnya. Kemudian kita siapkan waktu untuk menunggu masuknya gerhana matahari.

Untuk Shalat Gerhana Bulan,

Kita lebih dahulu melaksanakan Shalat Isya' dengan sunnat ba'diyahnya. Lalu dipersiapkan menunggu masuknya saat gerhana bulan.

Tatacara pelaksanaan shalat gerhana (sama, untuk gerhana matahari dan bulan), adalah sebagai berikut:

a). Bila dilaksanakan secara berjama'ah, maka masyarakat (kaum Muslimin) berkumpul untuk berjamaah di mesjid, menunggu waktu masuknya gerhana yang dimaksud. Panggilan cukup dilakukan dengan membunyikan suara mengaji pembacaan ayat suci Al-Qur'an, melalui pembesar suara (speaker); boleh dengan kaset, lebih baik dibaca dengan suara langsung. Tapi ini sifatnya hanya pertanda saja untuk berkumpul. Panitia mesjid dapat mengatur informasinya guna menghindari terjadinya bid'ah.
b). Sambil menunggu saat masuknya gerhana, diberikan pengarahan seperlunya terutama untuk menjelaskan tata cara shalat kusuf/khusuf. Kemudian terus melafazkan takbir dengan suara secukupnya (jangan keras seperti saat takbir iedul fitri/iedul adha) sampai masuk saat gerhana. Kemudian sebelum memulai pelaksanaan shalat gerhana.
c). Bila telah masuk waktu gerhana (dapat dengan mudah diketahui), maka pelaksanaan shalat segera dimulai, tanpa azan, tanpa qamat, cukup imam berkata: mari kita mulai melaksanakan shalat gerhana karena Allah semata. Lalu laksanakan shalat dua rakaat, tiap raka'at dikerjakan dengan dua kali ruku' da dua kali sujud.
d). Tata caranya sebagai berikut:
=== Rakaat pertama:
--- dimulai dengan takbiratul ihram, sambil angkat kedua tangan sejurus bahu, lalu meletakkan kedua tangan sedekap di dada (seperti biasa).
--- kemudian membaca bacaan iftitah, lalu membaca Surat Al-Fatihah dan Surat lainnya, seperti biasanya dalam shalat wajib.
--- kemudian ruku' seraya bertakbir, baca do'a ruku' , agak panjang.
--- kemudian bangkit dari ruku' seraya menyebut "sami'a llaahu liman hamidah" rabbanaa wa lakal hamdu ......... dst" seperti biasa. berdiri tegak (i'tidaal) sambil kedua tangan sedekap di dada, lalu meneruskan membaca ayat Al-Qur'an, yang lebih pendek dari bacaan sebelumnya.
--- kemudian sambil menyebut takbir lalu ruku' yang kedua kalinya, dan membaca do'a ruku' seperti biasa.
--- kemudian bangkit dari ruku berdiri tegak (i'tidal) sementara, seperti biasa, baca do'a i'tidal, lalu turun sujud sambil bertakbir.
--- lakukan : sujud dua kali, diiringi takbir, duduk antara dua sujud dengan do'anya, seperti biasa.
--- Kemudian bangkit berdiri ke raka'at kedua, sambil bertakbir, seperti biasa.
=== Raka'at Kedua:
--- Cara pelaksanaan raka'at kedua sama dengan rakaat pertama, membaca Al-Fatihah, melakukan dua kali ruku', dua kali sujud.
--- Lalu duduk tahiyat akhir, kemudian salam ke kanan dan kiri.
e). Rasulullah SAW, memberikan ceramah pencerahan setelah melaksanakan shalat khusuf/kusuf berjama'ah, tentang fenomena alam tersebut, yang merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
--- selesai.
Perhatikan Pula keterangan mealui: http://alfalahpengavu.blogspot.com/
=============